Minggu, 29 April 2012

Human Resource Module ERP

Human Resources merupakan perluasan dari ERP modul. . HR modul memetakan secara tegas tentang managerial sumber daya manusia dan juga meletakkan tenaga kerja itu sebagai asset atau capital. HR modul secara rutin akan memaintain secara lengkap database kepegawaian termasuk diantaranya informasi informasi mengenai :

  1. Detail penggajian / detail salary.
  2. Data kehadiran pegawai.
  3. Data Evaluasi Performance karyawan.
  4. Data Promosi Karyawan.
ERP HR modul selalu mengacu kepada system dan process yang mana hal ini akan selalu berkaitan dengan Human Resource Management dan juga dunia teknologi informasi yang mendukung kinerja dari HR tersebut.
Pada dasarnya Modul ERP ini memiliki sebuah software khusus yang mengintegrasikan semua informasi dari berbagai macam aplikasi yang disatukan kedalam sebuah database. Pengintegrasian ini lah yang membedakan antara system terdahulu  dengan system yang telah berbasiskan ERP.

Modul HR manajemen merupakan sebuah komponen yang melingkupi seluruh aspek dari Human Resource,  mulai dari proses apilikasi/lamaran sampai dengan masa pensiun dari para karyawan.
System akan mancatat semua data kepegawaian, proses seleksi karyawan, proses training dan pengembangan karyawan, dan juga akan mencatat semua data kemampuan dan skill dari masing masing karyawan.




 

Modul Human Resource berfungsi untuk :
  • memudahkan melaksanakan manajemen yang efektif dan tepat waktu terhadap gaji, benefit dan biaya yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia perusahaan.
  • Melindungi data personalia dari pihak luar dan pihak yang tidak berkepentingan.
  • Membangun system rekruitment dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang effisien melalui manajemen karier.


Sabtu, 28 April 2012

Production Planning Modul

  1.  Production Planning Module.
Modul ini berfungsi untuk merencanakan dan mengendalikan jalannya material sampai kepada proses pengiriman produk.

Beberapa hal yang berkenaan dengan Planning produksi, yaitu :

  •  Proses produksi yang dilakukan menceriminkan keseleruhan proses, yaitu mulai dari proses input dan output.
  • Mendefinisikan Bill of Material ( BOM number) untuksetiap produk darisetiap level produksi.
  • Material Requirement Planning (MRP) harus mengacu kepada Kapasitas mesin produksi, effesiensi mesin dan juga ketersediaan Raw Material dan Lead time.
  • MRP mengacu kepada kapasitas dan kemampuan mesin produksi, efisiensi dari mesin peroduksi dan ketersediaan raw material.
  • Jadwal produksi harus berisikan proses input dan output secara detail.
  • Plan produksi harus menganalisa effisiensi mesin produksi dan juga memperhatikan pemanfaatan mesin produksi.
2.    Plant Maintenance modul, berfungsi untuk mendukung dan mengontrol pemeliharaan peralatan dan bangunan secara efektif, mengatur data perawatan dan mengintegrasikan data komponen peralatan dengan aktivitas operasional yang sedang berjalan.




3.    Quality Management modul, modul ini terintegrasi dengan production planning modul, fungsi dari modul ini adalah untuk menyediakan master data yang dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari ISO 9000 series.





4.   Project System Modul, module ini digunakan untuk mendukung kegiatan kegiatan seperti dibawah ini :


  • Perencanaan terhadap waktu dan nilai.
  • perencanaan detail dengan menggunakan perencanaan cost element atau unit cost dan menetapkan waktu kritis, pendeskripsian aktivitas dan penjadwalan.
  • Koordinasi dari sumber daya melalui otomasi permintaan material, manajemen dan kapasitas material serta sumber daya manusia.
  • Melakukan monitoring terhadap material, kapasitas dan dana selama proyek berjalan.
  • Penutupan proyek dengan analisis hasil dan perbaikan.

Modul Finansial dan Akutansi

Semua jenis atau bentuk  organisasi atau perusahaan baik itu yang berskala kecil maupun yang berskala besar ikut merasakan manfaat dari penggunaan modul Finansial ERP. Modul Finansial merupakan inti/core atau dasar dari kebanyakan sistem software ERP. Karena Modul Finasial ini mampu untuk mengumpulkan data keuangan dari berbagai departemen fungsional, dan mampu untuk menghasilkan laporan keuangan yang sangat berharga seperti 

  • General Ledger,  
  • Trial balancedan juga 
  • laporan keuangan per triwulan.
Modul  software Finansial ERP akan menghandle semua account yang berhubungan dengan  masukan atau entri dan menghandel  dampak dari entri tersebut terhadap system secara keseluruhan. 

Mencatat semua proses keuangan yang masuk dan juga mencatat semua bagaimana keuangan tersebut digunakan.Semua transaksi keuangan baik itu cash flow yang masuk dan juga berbagai macam pengeluarannya akan tergambar jelas dalam modul finasial ini.





Dengan adanya Modul ini, maka para pemilik perusahaan akan diberikan gambaran mengenai posisi keuangan meraka dan akan sangat membantu mereka dalam mengambil keputusan yang sifatnya sangat strategis,

Dengan adanya software finasial ini pula, manajemen dapat mengetahui kondisi finansial perusahaan mereka kapan saja dan dimana saja.

Berbagai macam report finansial mampu dihimpun dalam software finansial ini, beberapa diantaranya adalah :
  
  • laporan keuangan per triwulan.
  • Trading account.
  • Profit & Lost Account.
  • Balance sheet.
  • Debitor balance.
  • Creditor balance.
  • Cash/bank fund.
 


 Berikut ini akan coba kami bahas beberapa hal yang berkaitan dengan Modul Finansial ERP,


  1. General Ledger, merupakan dasar atau landasan dari system accounting suatu perusahaan, dengan kemapuan fleksibilitasnya ,general ledger mampu mempertemukan kebutuhan finansial perusahaan pada saat ini dengan kebutuhan finansial dimasa yang akan datang. General ledger memberikan sebuah gambaran finansial yang mampu menangani proses budgeting dan juga proses pemenuhan kebutuhan perusahaan. General ledger harus sepenuhnya berintegrasi dengan modul modul ERP yang lain, yang mana hal ini merupakan kunci untuk memaksimalkan effesiensi dan akurasi dari data finansial yang kita miliki. Berikut ini juga akan kami coba berikan penjelasan mengenai beberapa hal yang berkenaan dengan General ledger.


    • General Ledger Security (G/L Security), G/L Security modul memberikan keleluasaan pada pihak perusahaan untuk memberikan ijin atau batasan kepada user user yang telah ditentukan,, yaitu user user mana saja yang dapat melihat serta menggunakan General ledger account. User user tersebut ditentukan atau dipilih sengan cara memilih pada saat melakukan setting pada G/L security setting.
    • G/L Consolidations ( General Ledger konsolidasi), G/L ini akan mengijinkankita untuk melakukan tranfer  dan menggabungkan account serta transakasi antara anak perusahaan, kantor cabang, perusahaan yang terpisah secara geografis. 
    •  Intercompany Transactions, The Intercompany Transactions modul, akan memberikan otoritas kepada kita untuk dapat masuk kedalam G/L acccount terutama dalam hal maslaah pembayaran pembayaran atau transaksi traksi yang memiliki tautan atau impak terhadap perusahaan,anak perusahaan atau departemen lain, setiap transakasi akan secara automatis akan tersebar kepada seluruh perusahaan atau anak perusahaan terkait. Transaksi yang. Transkasi yang terjadi secara automatis ini akan sangat mengehemat tenaga dan waktu. 
Ada juga yang membagi modul financial menjadi beberapa bagian, yaitu :
  1. Financial Accounting, yaitu sebuah modul yang ditujukan untuk menyediakan pengukuran berkelanjutan terhadap keuntungan perusahaan.  dan juga modul ini digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan  berdasarkan pada data transaksi internal maupun eksternal. Modul ini menyediakan dokumen keuangan yang mampu untuk melakukan pelacakan (audit) setiap angka yang terdapat dalam suatu laporan keuangan hingga ke data transaksi awalnya.
  2. CO-Controlling. Fungsi dari modul CO adalah untuk mendukung empat kegiatan operational, yaitu : 
  • Pengendalian Capital Investment.
  • Pengendalian aktivitas keuangan perusahaan, memonitor dan merencanakan pembayaran.
  • pengendalian pendanaan terhadap pembelian, pangadaan dan penggunaan dana setiap area.
  • pengendalian biaya dan profit berdasarkan semua aktifitas perusahaan. 
  1. 3. Investment Management., modul yang digunakan untuk menganalisis kebijakan investasi jangka panjang dan fixxed assets dari perusahaan dan membantu menajemen dalam membuat keputusan.
  2. 4. Enterprise Controlling., modul ini bertujuan untuk memberikan acces bagi enterprise controller mengenai hal hal berikut : 
  • Kondisi keuangan perusahaan.
  • Hasil dari perencanaan dan pengendalian perusahaan.
  • Investasi.
  • Maintenance dari asset perusahaan.
  • Akuisisi dan pengembangan SDM perusahaan.
  • Kondisi pasar yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, seperti ukuran pasar, market share, competitor performance.
  • Faktor-faktor struktural dari proses bisnis, seperti struktur produksi, struktur biaya, neraca dan laporan rugi laba.
  1. 5.  Treasury. modul ini berfungsi untuk mengintegrasikan atara cash management dan cast forecasting dengan aktivitas logistic dan transaksi keuangan.

Sabtu, 21 April 2012

Modul Operasi ERP

Modul Operasi ERP meliputi :

1.  General Logistics.
 
     Logistik, definisinya adalah proses flow atau aliran pendistribusian yang efisien dan penyimpanan barang dari titik asal/ produksi ke titik konsumsi/customer. Logistik adalah bagian dari proses Supply Chain,  yaitu suatu metode untuk mengontrol aliran barang. Atau dalam kata lain adalah Logistik adalah proses pergerakan barang dari gudang menuju tangan konsumen. Logistik pertama kali digunakan dalam dunia militer untuk menggambarkan proses penyediaan persenjataan, obat obatan pada zona perang . Istilah ini sekarang digunakan lebih  luas lagi (di bidang bisnis). Modul logistik juga merupakan modul yang terintegrasi dengan modul yang lainnya, yaitu: 
  • Modul Production Planning.
  • Modul Enterprise Controlling.
  • Modul Sales Distribution.
  • Modul Matrial Management.
  • Modul Plant Maintenance. 
  • Modul Quality Management.
Namun pada dasarnya adalah modul Logistik ini berfungsi untuk pengaturan logistik dari masa purchasing hingga distribusi, dari Purchase requisition hingga delivery.

 


 2.  Sales and Distribution.

     Sales dan distribusi merupakan ujung tombak dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari  perusahaan tersebut. Sales menitik beratkan pada tehnik dan mencari pasar untuk produk. Sales harus selalu ditunjang dengan proses distribusi yang baik. Proses distribusi harus merata dan harus menerapkan prinsip on time delivery.

Desain dari modul Sales Distribution difokuskan kepada penggunaan strategi penjalan yang sensitif terhadap peerubahan yang terjadi dipasar.
Prioritas utama dari penggunaan modul ini adalah untuk membuat struktur data yang mampu merekam, menganalis dan mengintrol aktivitas untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan dan menghasilkan profit yang layak dakam priode akuntansi yang akan datang.




3.  Material Management.

Tujuan dari modul ini adalah mengoptimasi semua proses yang terkait dengan perencanaan, pengadaan, pembelian hingga penyimpanan material.

Manfaat yang diperoleh antara lain:

  • Otomasi evaluasi pemasok
  • Tingkat biaya pengadaan dan penyimpanan yang lebih rendah pada inventory dan manajemen pergudangan
  • Terintegrasi dengan verifikasi penagihan (invoice)

MODUL-MODUL MANAJEMEN MATERIAL

  • • Pre purchasing activities
  • • Purchasing
  • • Vendor evaluation
  • • Inventory management
  • • Invoice verification & material inspection

PRE PURCHASING

Modul ini mendukung siklus undangan penawaran (tender), mengelola kontrak dan tingkat penerimaan pelayanan

Aktivitas yang ada didalamnya:

  • Database utama layanan/jasa yang menyimpan deskripsi semua layanan/jasa yang akan dibeli
  • Menyimpan spesifikasi layanan/jasa yang dibuat terpisah yang dapat dibuat untuk setiap proyek pengadaan
  • Terdiri dari item layanan/jasa dan item material yang dinput satu kali sehingga meminimalkan entry data manual

PURCHASING

Modul ini mendukung penuh proses pembelian material dan modul ini juga berkomunikasi dan terintegrasi penuh dan berjalan peralel dengan modul-modul seperti:

  • Finance
  • Manufacturing


VENDOR EVALUATION

  • Merupakan elemen yang terintegrasi pada modul manajemen material
  • Informasi yang disimpan meliputi tanggal pengiriman, harga dan jumlah yang disesuaikan dengan order pembelian
  • Modul ini menggunakan data manajemen kualitas, seperti hasil inspeksi barang datang atau audit kualitas
  • Data yang diakses meliputi data inventory management
  • Menyediakan proses evaluasi vendor berdasarkan titik pandang tertentu dan menilai kinerja dari vendor secara langsung
INVENTORY MANAGEMENT


  • Modul ini digunakan untuk mengelola stok
  • Pada sistem ini stok fisik mencerminkan semua transaksi yang dihasilkan dalam perubahan stok dan dalam tingkatan perubahan inventory
  • Pengelolaan stok (Penyusutan barang) yang dilakukan meliputi perhitungan nilai stok untuk keperluan akuntansi biaya.
  • Untuk setiap aktivitas dilakukan perhitungan ulang atas beberapa nilai, yaitu:
  • – Nilai stok untuk manajemen inventory
  • – Penetapan account untuk akuntansi biaya
  • – Menghubungkan account G/L untuk akuntansi keuangan dengan penetapan account secara otomatis .




INVOICE VERIFICATION & MATERIAL INSPECTION

Modul ini menyambungkan sistem manajemen material dengan akuntansi keuangan dan komponen pengendalian dan akuntansi aset

Fungsi-fungsi yang dilayani adalah:

  • Melengkapi proses pembelian material, dimulai dari permintaan pembelian, pembelian, penerimaan barang dan penerimaan invoice
  • Memungkinkan invoice yang tidak berasal dari pengadaan material (seperti pengadaan jasa, biaya pelatihan, dll)
  • Pengolahan memo kredit, seperti pembatalan invoice atau pemberian diskon

Aspek Manajemen Material

Produk Dan Daftar Harga, serta hal hal yang berhubungan dengannya.
  • • Warehouse
  • • Shipments (receipts)-----pengiriman.
  • • Inventory Movements (pergerakan inventory)
  • • Physical Inventory
  • • Production
  • • Customer Shipment.
  • • Replenishment (Demand)------penambahan
  • • Available to Promise
  • • Valuation Costing Material Management
Warehouse adalah lokasi fisik dimana barang/Material anda disimpan. kita bisa membuat warehouse sebanyak yang kita inginkan. Multi Warehouse, jadi bisa menangani banyak warehouse sebanyak yang kita mau (akan tetapi tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan kita).

Selanjutnya Warehouse dapat mempunyai satu atau lebih locators (lokasi penempatan barang). Suatu locator mempunyai tiga dimensi seperti yang biasa dikenal dikenal:
  • • Aisle (Gang)
  • • Bin (Bak/Peti)
  • • Level (Tingkat)
Di dalam suatu setup kompleks, kita dapat membuat suatu Warehouse untuk penerimaan, suatu Warehouse untuk penyimpanan dan suatu Warehouse untuk pengiriman:

Material Movement


External
  • - Receipt(penerimaan)
  • - Shipment(pengiriman)

Internal- Inventory Move
  • - Physical Inventory
  • - Production
Inventory Valuation Report
  • - Based on Price List
  • - Lists PO Price
  • - Calculates Qty based on Valuation Date
  • - Export to XLS for more complex Valuation

Tahapan yang perlu dikelola dalam pengelolaan material adalah sbb:

  • • Pembuatan Master Barang
  • • Perencanaan Kebutuhan Material proyek
  • • Material Schedule
  • • Analisa Harga dan Pemilihan Pemasok
  • • Purchase Order
  • • Penerimaan Barang
  • • Pemakaian Barang
  • • Monitoring Stok
  • • Evaluasi Pemakaian Bahan
  • • Penentuan PFC (Projected Final Cost)
  • • Pengelolaan Sisa Material

Yang penting dari modul ini adalah :
  • 1. Bagaimana membuat Purchase Requition
  • 2. Bagaimana membuat Purchase Order
  • 3. Bagaimana melakukan penerimaan barang
  • 4. Bagaimana melakukan verifikasi terhadap tagihan dari supplier
  • 5. Bagaimana mengelola inventori.
  • 6. Dan yang sangat beririsan dengan modul PP, yaitu bagaimana membuat perencanaan produksi (MPS) dan bagaimana membuat perencanaan order material (MRP)

Agar Modul ini bekerja dengan baik, maka master-masternya harus dikelola dengan baik, antara lain :
  • 1. Material master
  • 2. Master Vendor
  • 3. Master Price (Purchase info Record)
  • 4. Source List
  • 5. Quota Arrangement
  • 6. Storage Location

Fungsi Fungsi didalam Material Management:
Selain fungsi fungsi yang berhubungan transaksi pembelian dan penjualan, ada beberapa fungsi yang berguna untuk transaksi material, diantaranya adalah:
  • Physical Inventory, Digunakan untuk melakukan adjustment untuk menyesuaikan stok di system dengan actual, ada yang menyebut dengan stok opname, cycle count, dll.
  • Production / Assembly, Digunakan untuk melakukan transaksi produksi material material yang digunakan dalam produksi dan menghasilkan Finish Good.
  • Inventory Valuation, Digunakan untuk mengevaluasi value / nilai kekayaan material yang ada di warehouse tertentu atau lokasi tertentu.
  • Inventory Move, Digunakan untuk melakukan transaksi antar warehouse.
  • Replenishment, Digunakan untuk melakukan Action berupa Request, atau Purchase Order, ketika stok mencapai Minimum stok, atau dibawah maksimum stok. Sangat berguna untuk menjaga stok selalu pada level aman.

Laporan laporan Material Management
Disamping laporan laporan yang bisa anda buat sendiri, ada beberapa laporan yang sudah tersedia untuk material management, diantaranya adalah:
  • 1. Transaction Detail
  • 2. Product Transaction Value
  • 3. Product Transaction Summary
  • 4. Replenish Report
  • 5. Product Costing Report
  • 6. Vendor Selection 
Tujuan utama dari modul ini adalah untuk membantu manajemen dalam aktivitas sehari hari dalam tipe bisnis apapun yang memerlukan konsumsi material, termasuk energi dan servis.










Jumat, 20 April 2012

Karakter System ERP

ERP sering disebut sebagai Back Office System, yang mengidentifikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam system ini, berbeda dengan front office system yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti system untuk :
  1. e-commerce.
  2. Customer Relationship Management.
  3. e-Government.

System ERP adalah sebuah terminologi yang diberikan kepada system informasi yang mendukung transaksi atau operasi sehari hari dalam pengelolaan sumber daya perusahaan. sumber daya tersebut meliputi :
  •  Dana.
  • Manusia.
  • Machine.
  • suku cadang.
  • waktu.
  • material dan kapasitas. 
System ERP dibagi atas beberapa sub-system, yaitu :
  • Sistem Financial.
  • Sistem Distribusi.
  • Sistem Manufaktur.
  • Sistem Human Resource.
dengan adanya sistem ERP ini maka sebuah industri dapat dijalankan secara optimal dan dapat mengurangi biaya biaya operasional yang tidak efisien, seperti : biaya inventory, biaya kerugian akibat machine fault dan lain sebagainya.

Sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang dianggap "best practice" atau proses umum yang paling layak untuk di contoh, misalnya : mencontoh  cara melakukan pembelian, penyusunan stock di gudang dan lain sebagainya.
 


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_sumber_daya_perusahaan#Modul_Operasi

Kelebihan dan Kekurangan ERP

Berikut ini akan kami coba jabarkan sekilas tentang kelebihan serta kekurangan dari ERP. Harapan yang tinggi dan peningkatan kwalitas dandaya saing bergantunf dari seberapa baik system ERP cocok dengan fungsionalitas perusahaan dan seberapa baik konfigurasi proses system yang cocok dengan kondisi budaya , strategi dan struktur perusahaan.

Kelebihan Dari ERP :

  • Integrasi antara area fungsional yangberbeda untuk meyakinkan komunikasi,produktifitas dan efisiensi yang tepat.
  • Rancangan Perekayasaan.
  • Pelacakan pemesanan dari penerimaan sampai fulfillment.
  • Mengatur saling ketergantungan dari proses penagihan material yang kompleks.
  • Pelacakan 3 cara yang bersesuaian antara pemesanan pembelian, penerimaan inventori, dan pembiayaan.
  • Akuntasi untuk keseluruhan tugas: melacak pemasukan, biaya dan keuntungan pada level inti.
  • Akses informasi yang dapat dipercaya, hal ini dikarenakan DBMS konsistensi dan akurasi dari data yang diinput dan juga hasil report yang akan dibuatkan.
  • Menghidari redudansi dari pemasukkan data dan operasi, hal ini dikarenakan modul-modul yang mengakses data yang sama dari data base yang terpusat sehingga menghindari pemasukkan data yang berkali kali.
  • Mengurangi jeda waktu penampilan informasi dan laporan, yaitu meminimalisasi prose penarikan dan penampilan data. dengan sekali klik saja laporan dapat ditampilkan tanpa harus mencari cari sumber data dan memanipulasi lagi.
  • Pengurangan Biaya, hal ini dikarenakan adanya penghematan waktu peningkatan kontrol dan DSS dengan analisa yang  berskala enterprise.
  • Peningkatan skalabilitas, hal ini dikarenakan ERP memiliki desain yang tersetruktur dan modular.
  • Memiliki akses ke dunia luar, yaitu modul CRM dan EDI (Electrinic Data Interchange).
  • e-commerce dan e-business, yaitu membuka akses ke internet dan kultur kerjasama.


Kelemahan dari E-Commerce :
  • Terbatasnya kustomisasi dari perangkat lunak ERP.
  • Sistem ERP sangat mahal, hal ini dikarenakan biaya bervariasi dari ribuan dollar samapai denganjutaan dollar. hal ini dikarenakan biaya untuk prosess re engineering sangat tinggi.
  • Perekayasaan kembali proses bisnis untuk  menyesuaikan dengan standar industri yang telah dideskripsikan oleh sistem ERP dapat menyebabkan hilangnya keuntungan kompetitif.
  • ERP sering terlihat terlalu sulit untuk beradaptasi dengan alur kerja dan proses bisnis tertentu dalam beberapa organisasi.
  • Sistem dapat terlalu kompleks jika dibandingkan dengan kebutuhan dari pelanggan.
  • Data dalam sistem ERP berada dalam satu tempat, contohnya : pelanggan, data keuangan. Hal ini dapat meningkatkan resiko kehilangan informasi sensitif, jika terdapat pembobolan sistem keamanan.
  • Ketergantungan pada satu vendor tertentu, hal ini dikarenakan sistem ERP yang telah diimplementasikan memerlukan support yang lama dari vendor yang menginstall.
  • Kompleksitas, System ERP biasanya terlalu banyak fitur dan terlalu kompleks untuk digunakan oleh end user.

Implementasi ERP

  • Implementasi sistem ERP tergantung pada ukuran bisnis, ruang lingkup dari perubahan dan peran serta pelanggan.
  • Perusahaan membutuhkan jasa konsultasi, kustomisasi dan jasa pendukung .
  • Migrasi data adalah salah satu aktifitas terpenting dalam menentukan kesuksesan dari implementasi ERP.
  • Langkah strategi migrasi data yang dapat menentukan kesuksesan implementasi ERP:
    • Mengidentifikasi data yang akan di migrasi
    • Menentukan waktu dari migrasi data
    • Membuat template data
    • Menentukan alat untuk migrasi data
    • Memutuskan persiapan yang berkaitan dengan migrasi
    • Menentukan pengarsipan data

Arsitektur ERP

Kebanyakan dari System ERP yang sudah berjalan menganut system arsitektur 3 lapisan, lapisan lapisan tersebut adalah :
  1. Presentation Layer, yang  berupa GUI (Graphic User Interface) atau browser untuk mengentri data atau mengakses fungsi system.
  2. Application Layer, business rule logika fungsi dan program yang menerima atau mengirim dari dan ke server database.
  3. Database Layer : Manajemen Transaksi data termasuk pula metadatanya.

Jumat, 13 April 2012

Sejarah ERP

I.   SEJARAH

Enterprise Resource Planning (ERP) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Perencanaan Sumber Daya Perusahaan adalah : sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.

Manufacturing
ERP merupakan perkembangan dari Manufacturing Resource Planning yang juga merupakan jasil dari Evolusi Material Resource Planning (MRP).
Sistem ERP biasanya menangani Proses :
  • Manufaktur.
  • Logistik, 
  • Distribusi, 
  • Persediaan (inventory), 
  • Pengapalan, invoice
  • Logistics
  • dan Akuntansi perusahaan.
Shipping













Invoicing








Berdasarkan hal-hal yang ditangani tersebut diatas, maka ERP ini juga akan membantu untuk mengontrol proses proses 
  • penjualan,
  •  pengiriman, 
  • produksi, 
  • manajemen persediaan, 
  • manajemen kualitas, dan 
  • sumber daya manusia. 
Dalam perkembangan ERP tidak terlepas dari perkembangan rekayasa pabrikasi (manufacturing) itu sendiri. Kebutuhan akan informasi dari proses pabrikasi juga semakin banyak yang akan berguna bagi setiap pelaku dari pabrikasi baik pelaksanaan maupun pengambil keputusan. Perkembangan ERP melalui tahapan yang sangat lama dengan mengembangkan dari sistem yang telah lahir sebelumnya.

  1. Tahap I : Material Requirement Planning (MRP), merupakan cikal bakal dari ERP, dengan konsep perencanaan kebutuhan material
  2. Tahap II: Close-Loop MRP, merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya terbatas pada MRP, terdiri atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah atau diganti jika diperlukan
  3. Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II), merupakan pengembangan dari close-loop MRP yang ditambahkan 3 elemen yaitu: perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka keuangan dan simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan
  4. Tahap IV: Enterprise Resource Planning (ERP), merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan meliputi lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah
  5. Tahap V: Extended ERP (ERP II) Merupakan perkembangan dari ERP
Tahun 1970-an merupakan konsep awal dari ERP dengan adanya MRP (Material Requirements Planning), sistem ini meliputi perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material perusahaan. Tahun 1980-an MRP berkembang menjadi MRP II (Manufacturing Resource Planning), yang memperkenalkan konsep mengenai penyatuan kebutuhan material (MRP) dan kebutuhan sumber daya untuk proses produksi. Tahun 1990-an perkembangan ERP mulai pesat, awal dari perkembangan ERP dumulai Tahun 1972 dengan dipelopori oleh 5 karyawan IBM di Mannheim Jerman yang menciptakan SAP yang berfungsi untuk menyatukan solusi bisnis. Pada dasarnya ERP adalah penambahan module keuangan pada MRP II, sehingga lebih memudahkan bagi para pengambil keputusan menentukan keputusan-keputusannya.

Dimana sih posisi MRP itu, dalam perusahaan Manufacturing ??, gambar dibawah akan berusaha menjelaskannya.



Berikut ini adalah beberapa keterangan dari Item Item gambar diatas :
  1. Master Production Schedule ( Jadwal Produksi Induk ), adalah : suatu rencana yang menunjukkan jumlah total produk yang akan di produksi sampai dengan akhir waktu tertentu, misalnya sampai dengan satu bulan kedepan. Master Production Schedule biasanya meliputi beberapa kegiatan, yaitu diantaranya :
  • Menyediakan Input utama kepada perencanaan system kebutuhan material (bahan baku ) dan juga kapasitas produksi. (Material and Capacity Requirement Planning).
  • Mengatur rencana produksi dan pembelian.
  • Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas.
  • Memberikan kepastian tentang rencana delivery on time kepada pihak pelanggan.  
Dalam jadual induk produksi diuraikan bahan jadi yang akan diproduksi, yaitu meliputi waktu dan jumlah produksi. Jumlah kebutuhan material berisi  jumlah kebutuhan material material pembentuk bahan jadi, baik bahan mentah maupun bahan yang dibeli jadi. Status persediaan berisi informasi tentang persediaan material, order pembelian dan order pekerjaan


2.  Material Requirement Planning adalah : suatu metode untuk apa, kapan dan berapa jumlah komponen dan Material yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dari suatu perencanaan produksi. Dari input data ke dalam sistem MRP akan didapat beberapa informasi sebagai berikut :

  • Kebutuhan komponen/material pada periode-periode dalam jangka waktu tertentu (Gross Requirement).
  • Komponen/material yang harus disediakan pada awal produksi (Overdue).
  • Status persediaan komponen/material padaakhir suatu periode (Projected On Hand ).
  • Jumlah komponen/material yang harus disediakanpada  awal  suatu periode (Planned Order).


Pada metode MRP terdapat beberapa hal yang mendasar, yaitu:
  • Permintaan material bersifat tergantung (dependent).
  • Filosofi pemesanan sesuai permintaan.
  • Ramalan/perkiraan berdasarkan Master Pro-uction Schedule .
  • Konsep pengawasan meliputi semua item.
  • Lot sizing bersifat beragam.
  • Memenuhi kebutuhan produksi.
  • Tipe persediaan adalah bahan mentah atau setengah jadi.

Sebagai alat perencana dan pengontrol yang merupakan metode efektif dalam manajemen persediaan, MRP memberikan beberapa keuntungan, yaitu :

  • Investasi persediaan dapat ditekan serendah mungkin.
  • Perencanaan dapat dilakukan secara detail dan dapat berubah sesuai keadaan.
  • Penyediaan data untuk masa mendatang dengan basis tiap item.
  • Pengontrolan persediaan dapat dilakukan setiap saat.
  • Jumlah pemesanan berdasarkan kebutuhan.
  • Fokus pada waktu kebutuhan material .
3. Capacity requirements Planning.
    Adalah : Proses untuk menentukan kapasitas produksi yang diperlukan sebuah organisasi untuk memenuhi permintaan yang terus berubah. Istilah "kapasitas" adalah jumlah maksimum pekerjaan yang organisasi tersebut mampu untuk menyelesaikannya dalam kurun waktu tertentu. Perbedaan antara kapasitas organisasi dan permintaan pelanggan akan menghasilkan in efesiensi, baik berupa sumber daya yang menganggur atau pelanggan  yang tidak puas .

Sasaran perencanaan kapasitas adalah meminimalkan perbedaan sumber daya yang menganggur dan juga meminimalkan tingkat ketidak puasan pelanggan.


ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.Sistem ERP didasarkan pada database pada umumnya dan rancangan perangkat lunak modular. ERP merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu perusahaan ke dalam satu sistem komputer yang dapat melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau keuangan.

Syarat terpenting dari sistem ERP adalah Integrasi. Integrasi yang dimaksud adalah menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical database, sehingga memudahkan semua departemen berbagi informasi dan berkomunikasi.

Database yang ada dapat mengijinkan setiap departemen dalam perusahaan untuk menyimpan dan mengambil informasi secara real-time. Informasi tersebut harus dapat dipercaya, dapat diakses dan mudah disebarluaskan. Rancangan perangkat lunak modular harus berarti bahwa sebuah bisnis dapat memilih modul-modul yang diperlukan, dikombinasikan dan disesuaikan dari vendor yang berbeda, dan dapat menambahkan modul baru untuk meningkatkan unjuk kerja bisnis.

Tujuan sistem ERP adalah untuk mengkoordinasikan bisnis organisasi secara keseluruhan.
ERP merupakan software yang ada dalam organisasi/perusahaan untuk:
  • Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis
  • Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise.
  • Menghasilkan informasi yang real-time.
  • Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan.




Demikian kira kira sejarah singkat tentang ERP dan perkembangannya.


sumber :http://id.wikipedia.org